ljazah Manaqib

 

 ljazah Manaqib 

     Tidak semua orang boleh membaca manaqib. Orang-orang yang memiliki ijazah dari ulama yang boleh menjadi pemimpin pembacaan manaqib. Dalam ijazah, seorang santri membaca manaqib dan disimak oleh gurunya. Ketika sudah lancar dan khatam, ada tradisi khataman dengan slametan. 

     Santri menyembelih ayam jantan yang disuguhkan pada tamu dalam acara khataman manaqib. Selain itu santri juga berpuasa selama 11 hari, sejak tanggal I di bulan hijriyah. Atau berpuasa 11 kali setiap tanggal 11 dalam kalender hijriyah. 

      Ketika semua sudah dilakukan, santri secara sah dapat membaca manaqib. Dalam arti mereka boleh menjadi imam pembacaan Manaqib dan mengajarkan orang lain untuk membaca manaqib. 

       Syekh Abdul Qadir al-Jilany adalah pendiri thariqah Qadiriyah. Karena itu pengikut thariqah Qodiriyah wajib berijazah manaqib. Oleh sebab itu manaqib sangat populer di Indonesia karena faktor jumlah pengikut thariqah Qodiriyah juga sangat besar. 

    Nilai-nilai dalam manaqib Syekh Abdul Qadir al-Jilany secara garis besar adalah sebagai berikut: 

1. Hubungan kepada Allah Swt 

    Syekh Abdul Qadir al-Jilany adalah waliyullah yang taat beribadah, selalu menjaga wudlu (dalam keadaan suci). Beliau selalu shälat Subuh dengan Shalat Isya'.

 2. Hubungan dengan sesama manusia 

    Syekh Abdul Qadir adalah waliyullah yang menyediakan dirinya sebagan wasilah. Beliau akan menolong orang yang tawassul dengan menyebur namanya. Menurut Syekh Abdul Qadir al-Jilany, "aku pasti menolong dan

membangkitkan para santriku dan murid-muridku serta orang-orang yang suka kepadaku sampai hari kiamat. Kutolong orang yang terpelanting dalam masa hidup dan sesudah matinya."

Post a Comment

Previous Post Next Post
close