Pengertian Tirakat (Riyadlah)

 Pengertian Tirakat (Riyadlah)

      Tirakat adalah menjalankan laku spiritual untuk mencapai suatu tujuan yang di inginkan

       Tirakat merupakan kata serapan dari bahasa Arab, "thariqah' yang berarti jalan. Kata ini diserap dalam bahasa Indonesia menjadi "tirakat", dan memiliki makna menjalani laku spiritual untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Dalam masyarakat sehari-sehari dikenal istilah tirakatan, malam tirakatan, yang artinya terjaga (lek-lekan, tidak tidur semalaman) untuk mengisi hari besar, misalnya malam tahun baru hijriah, malam idul fitri, dan malam 17 Agustus. 

      Pelaksanaan tirakat dilandasi dengan kondisi bahwa nafsu sulit dikendalikan, maka muslim diperintahkan tirakat. Dengan tirakat, nafsu yang suli dikendalikan itu akan menjadi jinak. Masyarakat pesantren menjalankan tirakatan sebagai laku spiritual agar dimudahkan dalam memahami ilmu, menghafalkan al-Qur'an, menghafalkan nadham Alfiyah, dan lain-lain. 

      Pelaksanaan tirakat disertai dengan riyadhoh, yaitu upaya pengekangan dan pengendalian hawa nafsu. Oleh sebab itu seorang santri yang menjalani tirakat dan riyadhoh, selain tidak tidur di malam hari, juga menjauhkan diri dari hawa nafsu. Masyarakat pesantren meyakini, tirakat dan riyadhoh bisa menjadi jalan untuk semakin mendekatkan diri kepada. Allah Swt 

      Tirakat bisa dilakukan oleh orang lain, atau hajat yang berkaitan dengan orang lain. Misalnya, orangtua yang menginginkan anaknya berhasil dalam belajar, melakukan tirakat dan riyadahoh. 

a. Tirakat untuk keberhasilan diri sendiri 

     Seorang santri yang memiliki hajat agar diberi kemudahan menghafal al- Qur'an, menghafal nadhaman, melakukan tirakat dan riyadhoh untuk dirinya sendiri. 

b. Tirakat untuk keberhasilan orang lain 

     Orangtua yang melakukan tirakat dan riyadhoh untuk keberhasilan anaknya. Atau seorang istri yang melakukan tirakat dan riyadhoh untuk keberhasilan suaminya. 


Post a Comment

Previous Post Next Post
close