Cerita misteri KISAH DARI GIBRAN YANG TERSESAT DI GUNUNG GUNTUR SELAMA LIMA HARI



 kisah dari Gibran yang tersesat di Gunung Guntur selama lima hari. Diketahui Ia bernama lengkap Muhammad Gibran ar-rasyid dan merupakan remaja berusia 14 tahun. Pada usianya Iya seharusnya merupakan pelajar kelas 2 SMP dan diketahui pula ayahnya bernama alam Surahman dan berumur 45 tahun.


  kisah Bermula tanggal 17-09-2021 ketika Gibran Disaat itu melakukan video call, kayanya untuk pamit mendaki bersama dengan teman-temannya. Gibran sendiri mengatakan akan menemui 13 temannya yang baru dikenal dari media sosial mereka sama-sama bertujuan untuk mendaki gunung Guntur dan akhirnya setuju untuk berjalan dalam satu kelompok. Rencananya pendakian tersebut akan menggunakan rute PLBJ. Keesokan harinya pada tanggal 18 September, merekapun mulai mendaki melalui pos kentrong Garut dan akhirnya tiba di pos 3 gunung Guntur. Pada pukul 5 sore hari yang sudah menjelang malam tentunya akan sangat beresiko jika mereka tetap mendaki, maka diputuskan Mereka pun mendirikan tenda di pos itu. Rencananya pada esok hari mereka akan melanjutkan pendakian dan sesuai dengan rencana disekitar 04.00 subuh mereka sudah bersiap untuk lanjut mendaki ke Puncak, namun Entah dengan alasan apa Gibran tiba-tiba memutuskan untuk tidak ikut mendaki dan mengatakan akan menjaga tenda saja, teman-teman lain pun lanjut pendaki untuk menikmati sunrise di Puncak Gunung. Hingga pukul delapan pagi Mereka pun akhirnya kembali turun ke pos. Sesampainya di pos 3 ternyata Gibran sudah tidak ada di tenda, namun mereka masih berpikir positif Karena pada saat itu semua peralatan yang masih ada sepatu kaos kaki tas dan bahkan HP yang masih menyala namun gibran tak kunjung kembali  dan membuat mereka mulai melakukan pencarian di sekitar area hingga sore hari pencarian mereka masih belum bisa menemukan Gibran. Masuk di hari Senin pada tanggal 20 September mereka yang sudah turun ke bawah pun langsung melapor ke pos penjagaan dan mengatakan satu anggota mereka hilang di pos 3 Laporan itupun langsung direspon oleh petugas pos sehingga di hari itu juga TNI Polri beserta warga langsung melakukan pencarian disusul dengan regu penyelamat Basarnas juga personel Sabhara Polres Garut.

  informasi hilangnya Gibran juga langsung diteruskan ke keluarga membuat ayahnya langsung datang ke pos pemantauan Gunung Guntur. Namun sampai dengan sore hari menunggu pencarian masih belum membuahkan hasil apalagi dengan cuaca hujan dan juga kabut membuat tim pencari kesulitan untuk melewati medan-gunung. Sebenarnya firasat lainnya  sudah dirasakan oleh sang ayah dimana dalam video call saat Gibran pamit sang ayah mengatakan ada yang terlihat aneh dari Putra kelimanya itu, ia mengatakan cuma di sana sudah tanpa keanehan. Menurut saya seperti bukan anak saya dari Rhoma Irama wajahnya kok adem banget romannya dingin. Itulah penuturan sang ayah sempat terlintas bahwa mungkin Gibran memiliki masalah sehingga sang ayah memberikan semangat kepada anak bungsunya itu. Keesokan harinya pencarian kembali dilakukan namun jejak Gibran juga sama sekali tak ditemukan, bahkan beberapa petugas bermalam di area tertentu yang berpotensi untuk dilewati oleh Gibran. Sampai dengan hari ketiga pencarian usaha mereka masih belum membuahkan hasil. Pada saat itu sudah ada 100 orang yang terlibat. Radius pencarian pun sudah diperbesar, ditambah sampai dengan satu setengah kilometer. 

  Hingga seorang penduduk lokal bernama Ade berumur 55 tahun sempat mengatakan keluarga bahwa anak itu masih selamat namun harus bersabar menunggu waktu. Lalu siapakah sebenarnya Ade. Ade sendiri diyakini oleh masyarakat sebagai Kuncen di wilayah tersebut. Namun ia menolak dipanggil sebagai Kuncen dan lebih senang jika hanya dipanggil dengan nama Mang Ade, juga sudah berpengalaman pada dua kasus hilangnya pendaki di Gunung Guntur iapun berhasil menemukannya dan pada kasus hilangnya Gibran Mang Ade mendapat petunjuk dari tawasulan yang ia lakukan di mana Gibran terlihat di area sungai. Namun ketika ia dan warga menyusuri Sungai Pada hari Kamis mereka masih belum bisa menemukannya. Mang Ade pun kembali melakukan ritual doa dan barulah keesokan harinya yaitu pada hari Jumat 24 Sep 2021 ia pergi ke Curug Cikoneng untuk menancapkan paku bumi. Tidak semua orang percaya dengan ritual seperti ini namun juga susah untuk disangkal Karena ajaibnya pada saat itu Gibran langsung terlihat berada di lubang kecil tepat di tepi Curug Cikoneng dan anehnya area sekitar sempat dilewati oleh tim mencari bahkan berulang kali, namun mereka tidak menemukan Gibran ditempat itu. Pada saat ditemukan meskipun terlihat duduk namun Gibran pada saat itu hanya diam saja. Mang Ade pun berusaha untuk menyadarkannya ia kemudian memberikan makan dan minum dan setelahnya mang Ade menggendong Gibran untuk naik ke atas. Mereka harus mencari tempat yang lebih tinggi untuk mencari sinyal dan setelah berhasil mengirim pesan Mang Ade masih terus menggendong Gibran hingga bertemu dengan tim pencari lainnya yaitu rombongan Muhammad. Rombongan polisi juga Kemudian datang yaitu Bripda m. Septian Gibran pun langsung dibawa ke tempat medis untuk mendapatkan perawatan.





  Lalu apa yang sebenarnya terjadi pada Gibran selama ia menghilang. Gibran sendiri sepertinya kesusahan untuk mengingat setiap detail peristiwa hanya di hari pertama ketika ia menghilang di dalam ingatannya saat ya ditandai yang mendengar teriakan dari orang memanggil namanya. Gibran pun mengikuti suara itu. Namun ternyata suara panggilan mengarah ke jurang. Selanjutnya iapun tidak mengetahui apa yang terjadi samar-samar dalam ingatannya pada saat itu sepertinya Ia tetap berjalan. Namun dalam pengakuan ke media massa yang berbeda Gibran mengatakan bahwa ia akan buang air kecil namun setelahnya ia tidak ingat lagi apa yang terjadi hingga kemudian Gibran terbangun di sungai berwarna kuning namun tetap terlihat jernih disekitar tempat itu pun ia bertemu dengan lima sosok yang asing mereka semua mengenakan pakaian serba putih ini sosok perempuan tua juga Kemudian datang dan menawarkan makanan kepadanya seingat Gibran itu adalah nasi dan ikan namun meskipun lapar dia tidak memakai nasi itu karena berasal dari orang yang tidak ia kenal. Sebenarnya tidak hanya makanan perempuan itu juga menawarkan untuk ikut ke rumahnya. Namun jalan yang ditunjukkan justru mengarah ke tebing yang curam sehingga ia pun tidak mau mengikutinya untuk bertahan hidup di brand pun akhirnya memakan daun-daun tanaman dan juga minum air sungai. Sebenarnya Disaat itu Gibran tidak merasakan lapar ataupun kesepian. Entah mengapa ia selalu merasa ada yang menemani sempat juga ya berusaha memanjat tebing namun selalu gagal dan terjatuh, anehnya selama lima hari menghilang ia mengatakan hanya merasakan siang hari selalu dalam keadaan terang.

   Ya setidaknya itulah kilasan kejadian yang masih bisa diingat tentunya Banyak masyarakat yang percaya namun ada pula yang meragukan bahkan terkait dengan hal ini ada pola penuturan dari psikolog Unpad yaitu Aulia iskandarsyah menurutnya Gibran mungkin saja mengalami kejadian Dahsyat menakutkan dan juga traumatik sangat mungkin Ia terkena post-traumatic stress hal ini pula yang mengakibatkan ingatan peristiwa menjadi tahu tuh kabur atau urutan peristiwa menjadi keliru itulah kisah hilangnya Gibran di Gunung Guntur. 

  Silahkan tuliskan pendapat kalian apa yang sebenarnya terjadi pada Gibran Hai jika ada kesalahan informasi yang kurang ataupun pendapat yang berbeda Silahkan tuliskan di kolom komentar dibawah. Sampai disini kisah 

Post a Comment

Previous Post Next Post
close